Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, sistem ekonomi nasional telah mengalami berbagai perubahan yang mencerminkan visi, tantangan, serta pendekatan berbeda dari setiap pemimpin bangsa. Setiap masa kepemimpinan presiden di Indonesia membawa corak kebijakan ekonomi yang khas, baik dalam bentuk strategi pembangunan, peran negara, hingga hubungan dengan sektor swasta dan global. Artikel ini akan mengulas secara ringkas ciri-ciri utama sistem ekonomi di tiap periode pemerintahan presiden Indonesia, mulai dari Ir. Soekarno hingga presiden saat ini. Selain itu, akan dikemukakan pula pendapat penulis mengenai periode mana yang paling ideal bagi kepentingan rakyat Indonesia, disertai alasan yang mendasar.
1. 1. Presiden Soekarno (1945-1967) (Sistem Ekonomi Terpimpin)
Pada masa ini, Indonesia belum dapat melaksanakan
pembangunan ekonomi secara utuh karena sedang mempertahankan kemerdekaan hingga
tahun 1949. Dengan begitu, dari segi politik dan juga perekonomian bisa
dikatakan belum stabil. Namun pada masa pemerintahan beliau memiliki ciri khas
yakni
·
Negara
memegang kendali besar dalam berbagai sektor terutama ekonomi
·
Perbankan
didominasi oleh Perusahaan Belanda, Inggris dan Cina hingga menguasai kredit
pedesaan
·
Kebijakan
Gunting Sjafruddin untuk menekan laju inflasi
·
Pendirian
Depernas (Dewan Perancang Nasional) pada 1959 melalui Penetapan Presiden No. 2
Tahun 1959 untuk menyusun rencana pembangunan nasional.
Kelemahan dari masa pemerintahan yakni
·
Penyimpangan
prinsip trias politica sehingga peran presiden saat itu dominan dan absolut
dalam segala bidang.
·
Proyek
Mercusuar yang mangkrak akibat inflasi juga perencanaan matang dikarenakan
mayoritas proyek yang tidak berdasarkan kebutuhan ekonomi tapi hanya simbolisme
kekuasaan dan nasionalisme.
·
Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme mengakibatkan Inflasi sangat tinggi mencapai 500% dan
harga beras naik hingga 900% dan hilangnya kepercayaan investor.
2. 2. Presiden Soeharto (1967-1998) (Sistem ekonomi Campuran)
Pada masa ini menganut sistem ekonomi campuran yang
menggabungkan sistem ekonomi pasa dan komando dengan memberikan pemerintah hak
untuk intervensi hal-hal vital yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Perekonomian saat itu kacau dikarenakan pendapatan perkapita turun dan
hyper-inflasi. Namun, inilah ciri khas masa pemerintahan beliau:
·
Pendirian
organisasi pengusaha dimaksudkan untuk meningkatkan ekonomi anggota
·
Indonesia
masuk ke dalam OPEC
·
Indonesia
mengalami dua kali Quantum Leap dari negara miskin ke negara berkembang dan
negara berpendapatan menengah
·
Kebijakan
Trilogi Pembangunan dan pembangunan REPELITA (Rencana Pembanguan Lima Tahun)
yang beberapa tujuannya adalah mengurangi ketergantungan impor dan peningkatan
sektor pertanian
·
UU
PMA no.1 tahun 1967 yang membuka pintu bagi pemodal asing yang ingin
berinvestasi di Indonesia salah satunya PT Freeport Indonesia
Kelemahan dari masa pemerintahan yakni
·
Posisi
tawari Indonesia yang lemah dihadapan investor asing membuat Indonesia hanya
mendapat 10% kepemilikan saham walau dengan dampak alam yang dasyat.
·
Mengalami
empat kali devaluasi
·
Krisis
Moneter 1997-1998
3. 3. Presiden B. J. Habibie (1998-1999) (Sistem
ekonomi Campuran)
Terjadi reformasi besar-besaran untuk menstabilkan perekonomian pasca kerusuhan
krismon 1998. Walau hanya menjabat selama 17 bulan namun banyak sekali
kebijakan yang brilian dan membantu Indonesia. Pemerintahannya masih
menggunakan sistem ekonomi campuran dengan penekanan pada reformasi bertahap.
Berikut adalah ciri khas pemerintahan beliau:
·
Pembebasan
tahanan politik dan narapidana politik
·
Pencabutan
Dwi Fungsi ABRI berdampak untuk inovasi, efisiensi dan pertumbuhan ekonomi
karena memperkecil potensi praktik KKN oknum militer.
·
Pembentukan
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk merekapitulasi, rekonstruksi
perbankan. Ini mengakibatkan likuidasi beberapa bank bermasalah sehingga
penurunan nilai Dolar AS sekitar 50-60%
Kelemahan dari masa pemerintahan yakni
·
Ketergantungan
pada bantuan IMF
·
Oposisi
yang kuat dalam meragukan kepemimpinanya mengakibatkan beberapa agenda reformasi
terburu-buru dan kurang terencana menciptakan krisis ekonomi parah.
·
Kontroversi
Referendum Timor Timur menciptakan kekerasan dan pelanggaran HAM juga
kehilangan potensi sumber daya alam dari Timor Timur.
4. 4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (1999-2001)
Pemerintahan pada masa beliau menggunakan sistem
ekonomi pancasila dengan fokus pada desentralisasi dan pemulihan. Ciri khas
pada masa pemerintahan beliau :
·
Kuatnya
sektor UMKM, kinerja ekspor dan peran investasi menjadi indikasi pemulihan
ekonomi
·
Pengurangan
subsidi BBM dan Listrik untuk pembentukan harga pasar
Kelemahan dari masa pemerintahan yakni
·
Semakin
tinggi laju inflasi yang mencapai 9,35%
·
Pembengkakan
anggaran dalam pembayaran bunga utang dan subsidi
·
Adanya
kasus Buloggate dan Bruneigate yang menggelapkan uang negara
5. 5. Megawati Seokarno Putri (2001-2004)
Pada masa pemerintahan
Megawati Soekarnoputri, Indonesia menerapkan sistem ekonomi pancasila dengan
fokus pada stabilisasi pasca krisis dan upaya pemulihan ekonomi. Meskipun
menghadapi tantangan berat, pemerintah mengambil langkah-langkah signifikan
dalam pengelolaan utang luar negeri, pemberdayaan UKM, dan privatisasi BUMN
·
Pengelolaan
utang luar negeri dengan restrukturisasi
·
Pemberian
perhatian pada UKM
·
Privatisasi
BUMN untuk mengurangi beban anggaran
·
Laju
inflasi turund dan nilai tukar menguat
Kelemahan dari masa pemerintahan ini adalah:
·
Dampak
tragedi Bom Bali yang mengguncang perekonomian, terutama sektor pariwisata
·
kenaikan
harga BBM yang memicu protes
·
Serta
rencana keluar dari program International Monetary Fund (IMF) membuat
kekhawatiran lembaga keuangan internasional.
6. 6. Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014)
Pada masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia menerapkan sistem ekonomi pancasila dengan fokus pada
stabilitas makroekonomi dan upaya peningkatan kesejahteraan sosial.
Cirikhas :
·
Implementasi
BLT untuk membantu masyarakat miskin
·
Subsidi
BBM
·
Perekonomian
Stabil dan inflasi terkendali
·
Pertumbuhan
ekspor dan penurunan impor
·
Sukses
terselenggara G20
Kekurangan dari masa pemerintahan ini adalah:
·
Tingkat pengangguran yang meningkat
7. 7. Joko Widodo (2014-2024)
Pada masa
pemerintahan Joko Widodo, Indonesia menerapkan sistem ekonomi pancasila dengan
fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan investasi, dan pengembangan
sumber daya manusia
·
Fokus pada Pembangunan Infrastruktur seperti pembangunan tol trans jawa dan
trans sumatra, bandara, irigasi dan infrastruktur lainnya.
·
Upaya Peningkatan Investasi dengan menarik investasi asing dan domestik melalui
berbagai kebijakan dan kemudahan perizinan
·
Program Kartu sebagai bantuan dan perlindungan masyarakat membutuhkan berupa bantuan
pendidikan (KIP), bantuan kesehatan (KIS) dan Kartu Prakerja
Kekurangan dari masa pemerintahan ini adalah:
·
Dampak Pandemi COVID-19 dalam segala lini membuat perekonomian terhambat
·
Isu Utang Negara untuk membiayai pembangunan
infrastruktur
·
Terancam
mangkraknya proyek IKN akibat perencanaan dan pengerjaan di luar jadwal.
Dari semua kebijakan, cirik khas dan kekurangan dari masing-masing era
kepemimpinan presiden, dapat disimpulkan bahwa masa pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono yang paling efektif dan stabil terlihat dari catatan
pencapaian dan prosentase dalam pengelolaan utang negara, inflasi dan
perekonomian lainnya. Langkah-langkah yang ditempuh oleh pemerintahannya
mencerminkan kebijakan ekonomi yang berorientasi pada stabilitas makroekonomi
dan kesejahteraan masyarakat
Sumber :
Kembaren, E. E. (2021). Soekarno and Javanese Sovereignty Concept: Case
Study on the Guided Democracy Era. Journal of Politics and Democracy Studies,
2(2).
Setia, N. (2023). Keterlibatan Amerika Serikat dalam Upaya Pembangunan
Ekonomi Indonesia Era Soeharto 1966-1980. Journal Of Indonesian History.
Universitas Negeri Semarang. 11(1).
Wijaya, J. W, Permatasari, I. A (2018). Capaian Masa Pemerintahan Presiden
BJ. Habibie dan Megawati di Indonesia. Cakrawala Journal. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 12 (2).
0 Komentar